Sabtu, 30 Juni 2012

New Day Has Come :)

I was waiting for so long
For a miracle to come
Everyone told me to be strong
Hold on and don't shed a tear

Through the darkness and good times
I knew I'd make it through
And the world thought I had it all
But I was waiting for you

Hush now
I see a light in the sky
Oh, it's almost blinding me
I can't believe
I've been touched by an angel with love

Let the rain come down and wash away my tears
Let it fill my soul and drown my fears
Let it shatter the walls for a new, new sun

A new day has come
Where it was dark now there's light
Where there was pain now there's joy
Where there was weakness, I found my strength
All in the eyes of a boy

Hush now
I see a light in the sky
Oh, it's almost blinding me
I can't believe
I've been touched by an angel with love

Let the rain come down and wash away my tears
Let it fill my soul and drown my fears
Let it shatter the walls for a new, new sun

Kamis, 28 Juni 2012

insomnia

hae gaes , seperti malem malem biasanya emang gue lagi kena penyakit susah tidur akhir akhir ini , gue engga tau entah itu gue lagi galaugalaunya ato emang engga bisa tidur gue engga tau , yang jelas waktu gue mosting ini ketepatan jugak lagi dengerin lagu INSOMNIA-nya SABRINA , bukan yang CRAIG DAVID :D
menutur gue lagu itu paaaaas banget sama keadaan gue yang sekarang ,
and now ...........
this is the lyrics !

I never thought that I'd fall in love, love, love, love
But it grew from a simple crush, crush, crush, crush
Being without you boyl, I was all messed up, up, up, up
When you walked out, said that you'd had enough-nough-nough-nough

Been a fool, boy I know
Didn't expect this is how things would go
Maybe in time, you'll change your mind
Now looking back i wish i could rewind

Because i can't sleep til you're next to me
No i can't live without you no more
Oh i stay up til you're next to me
Til this house feels like it did before
Feels like insomnia ah ah, Feels like insomnia ah ah
Feels like insomnia ah ah, Feels like insomnia ah ah

Remember telling my boys that I'd never fall in love, love, love, love
You used to think I'd never find a boy I could trust, trust, trust, trust
And then you walked into my life and it was all about us, us, us, us

But now I'm sitting here thinking I messed the whole thing up, up, up, up

Been a fool (fool), girl I know (know)
Didn't expect this is how things would go

Maybe in time (time), you'll change your mind (mind)
Now looking back i wish i could rewind

Because i can't sleep til you're next to me
No i can't live without you no more (without you no more)
Oh i stay up til you're next to me (to me)
Til this house feels like it did before (Because it)
Feels like insomnia ah ah, Feels like insomnia ah ah
Feels like insomnia ah ah (Ah), Feels like insomnia ah ah

Ah, i just can't go to sleep
Cause it feels like I've fallen for you

It's getting way too deep
And i know that it's love because

I can't sleep til you're next to me
No i can't live without you no more (without you no more)
Oh i stay up til you're next to me (to me)
Til this house feels like it did before
Feels like insomnia ah ah, Feels like insomnia ah ah
Feels like insomnia ah ah, Feels like insomnia ah ah

Feels like insomnia ah ah, Feels like insomnia ah ah
Feels like insomnia ah ah, Feels like insomnia ah ah

Kang MinHyuk - STAR ♥

Haneure bitnadeon byeori
Jeo meolli bitnadeon byeori
Nae mame naeryeowannabwa
Gaseume saegyeojin byeori
Gaseume bitnadeon byeori
Ama neo ingeot gata
Tteollineun soriga deullini
OH Star
Tteugeoun shimjangeul neukkini
You’re my Star
Aju oraen meon yennal buteo
Na kkumkkweowatteon sarangi
Neo ingeol ara
Eonjena hamkke haejweo
Aju oraen shiganeul neodo
Neul gateun jarieseo bitnajugil
Naemam neoegeman billyeo julke
Gaseume saegyeojin byeori
Gaseume bitnadeon byeori
Ama neo ingeot gata
Tteollineun soriga deullini
OH Star
Tteugeoun shimjangeul neukkini
You’re my Star
Aju oraen meon yennal buteo
Na kkumkkweowatteon sarangi
Neo ingeol ara
Eonjena hamkke haejweo
Aju oraen shiganeul neodo
Neul gateun jarieseo bitnajugil
Naemam neoegeman julke
Ni mam soge saegyeojin byeoldo
Ni mam sok bitnaneun byeoldo
Naege malhae yeongweonhi neol saranghae
Nae nun neoman barabol geoya
OH neodo namaneul barabwa jullae
Uri seoroeui byeori dwe~ jugil

Senin, 25 Juni 2012

sebisa mungkin , aku tak mencari tau lagi tentangnya ,
sebisa mungkin aku tak akan berusaha mencarinya.
sebisa mungkin . aku tidak akan datang lagi di kehidupannya .
dan sebisa mungkin juga , aku harus bisa menahan rasa ini .
aku tau , kamu akan bahagia . bahkan lebih bahagia .
karena ini , aku tak ingin melihatnu . dalam apapun juga.

"aku takut untuk menyukaimu kembali , bahkan lebih dari sekarang"

kumohon , dengan ini , saya berharap juga . jangan pernah muncul di hadapanku . di mimpi sekalipun . jangan ,

Selasa, 05 Juni 2012

Senin, 04 Juni 2012

iya , mungkin kita sama sama jenuh . kamu jenuh denganku , dan aku , aku mulai lelah dengan rasa padamu.

Minggu, 03 Juni 2012

Nanti, ketika dia tidak bisa memperhatikan pada hal-hal kecilmu, kamu mungkin akan merindukanku yang selalu melakukan itu.

jangan seperti ini

Kita pernah saling membahagiakan masing-masing.
Sekarang kita menyapa pun harus berpikir apa yang harus dikatakan.
Seperti orang asing.

kamu , baca ini

Kamu, ketika kamu membaca ini, kamu akan mengerti kenapa aku menuliskannya untukmu.


Aku tahu sakitnya seperti apa. Aku pernah di sana dan aku pernah merasakannya. Tapi, tidak apa, masih ada banyak doa yang bersamamu. Dan nanti, kamu akan mengerti kalau sakitnya hanya sementara. Tapi nanti, bukan sekarang. Bertahan dulu, karena sakitnya pasti berlalu.

Pada saat kamu membaca surat ini, bisa jadi sakitmu sudah pergi, bisa jadi juga belum. Tapi, aku harap sakitmu sudah pergi. Aku harap kamu sudah menemukan rahasia melepaskan dan kembali berjalan.

Kalaupun belum, tidak apa. Suatu hari, kamu pasti akan berjalan lagi. Mungkin dibantu oleh seseorang yang mengajakmu berdiri dan berjalan lagi sampai ke sebuah titik nyaman yang membuatmu sembuh dari rasa sakitmu itu. Yang bersusah payah meyakinkanmu bahwa tidak banyak kebahagiaan di masa lalu. Yang mungkin dia menggandengmu atau memapahmu kalau perlu, asal kamu terus berjalan. Pelan. Selangkah demi selangkah.


Kamu mungkin akan terperosok jatuh, tapi dia akan membantumu berdiri. Kamu mungkin juga akan tertarik kembali ke masa lalu, tapi dia akan tersenyum dan menarikmu menjauh lagi. “Kita berjalan dulu”, katanya, “Kalau kamu tidak suka, kamu boleh kembali meratapi masa lalumu.” Ketika dia mengatakan itu, dia tahu kamu tidak akan memilih itu. Dia percaya kamu, jauh lebih dari kamu mempercayai dirimu sendiri.


Pada saat itulah kamu terhenyak dengan kata ‘meratapi’. Iya. Kamu ternyata selama ini memang terlalu meratapi. Membuang waktumu hanya untuk terus menghayati setiap rasa sakitnya, kehilangannya, kesedihannya. Kamu lupa, seberapa pun indahnya pemandangan di luar, tidak akan terlihat jelas kalau jendelanya berembun. Harus dibersihkan dulu jendelanya, dan lihat keluar. Harus dibersihkan dulu ratapanmu, baru bisa melihat bahwa ada kebahagiaan yang banyak di depan. Syukurlah kamu menyadari sebelum semuanya terlambat.


Tetapi, kalaupun kamu kalaupun kamu sudah sampai ke titik nyaman, kadang, lukanya tidak hilang, seringkali justru meninggalkan bekas. Tidak apa, yang penting, sakitnya tidak terasa lagi, bukan?  Bisa jadi ketika kamu mengingat bekasnya, malah akan membuatmu bercerita bangga, “Ini, luka karena…” dan berakhir dengan, “Pada akhirnya, aku bisa melepaskannya.” Lalu kamu tersenyum mengenang betapa jatuhnya kamu ketika itu, tapi ternyata kamu kuat menghadapinya. Kamu bahkan tidak mengira kamu sekuat itu sebelumnya. Sejak itu, sampai membaca tulisan ini (dan semoga juga sampai nanti), kamu selalu tahu bahwa apa pun yang terjadi, kamu sebenarnya kuat, kamu hanya jangan fokus pada kejatuhannya, tapi lebih kepada apa yang kamu miliki. Bertahan dan terus berjalan.

Kemudian, pasti nanti, kamu akan bisa bermimpi lagi, dan hei, mungkin juga jatuh cinta lagi. Menikmati kembali rasa hangat yang serupa seperti sebelum kamu kehilangan. Punya gairah yang meluap-luap dan membuatmu susah terlelap. Kali ini, kamu harus mengejarnya, sekuat kamu bisa. Pantaskan dirimu untuk mimpi dan cinta yang ini, agar kamu tidak gagal atau kehilangan lagi.


Oya, jangan lagi sekadar menjadi diri sendiri, itu tidak akan lagi cukup. Jadilah yang terbaik dari sendiri. Itu baru cukup. Sekadar menjadi diri sendiri akan membuatmu terus mencari alasan bahwa kamu sudah berusaha maksimal dan bahwa inilah apa adanya kamu. Tidak, tidak. Kamu bisa melakukan lebih baik dari itu dan kamu tahu benar itu. Jadi berhenti beralasan menjadi diri sendiri dan mulai menjadi yang terbaik yang bisa kamu lakukan untuk dirimu.


Kalaupun nanti kamu lelah, itu wajar, tidak apa. Istirahatlah sebentar. Tapi setelah itu, bangun dan berjalanlah lebih cepat lagi, kalau perlu berlari. Sekencang-kencangmu. Demi Tuhan, kejarlah apa yang kamu inginkan dengan apa pun yang kamu bisa. Jangan lagi kamu kehilangan kesempatan. Lakukan saja itu dan jangan dulu mengeluh. Ah, bahkan jangan pernah mengeluh. Mengeluh selalu membuat apa pun yang kamu lakukan malah bertambah berat.

Dan setelah berjuang sekeras itu, kalaupun kemudian kamu tidak mendapat mimpi dan cintamu yang ini, tidak apa. Setidaknya kamu menjadi seseorang yang jauh lebih baik dari kamu yang sebelumnya. Kualitasmu sudah meningkat. Dan percayalah, kamu akan mendapatkan apa yang pantas untukmu. Jadi, semakin baik dirimu, kamu pun akan mendapatkan yang sebaik kamu. Mungkin lebih. Jadi, lelahmu tidak pernah rugi sama sekali.

Mungkin kamu juga akan jatuh, karena untuk mencapai mimpi dan cintamu, tidak pernah semudah mengedipkan matamu. Akan ada hal-hal keras yang menghantammu. Tidak apa. Apa pun yang terjadi, kamu hanya harus bangun dan berjalan lagi. Karena kalau kamu belum mati, berarti kamu masih baik-baik saja. Kamu masih bisa berjalan, berpikir, melihat, mendengar, dan banyak hal lainnya. Lihat kan? Kamu baik-baik saja. Kamu hanya jatuh. Melukaimu, tapi tidak membunuhmu. Gunakan semua kekuatanmu untuk bangun dan berjalan lagi. Karena yang harus kamu lakukan untuk berbahagia hanya berjalan lagi.

Selama kamu terus berjalan, pasti akan ada suatu titik yang hatimu mengatakan, "Ini. Di sini penuh kebahagiaan." Maka, kamu memutuskan untuk berhenti berjalan dan tinggal. Pun ketika itu terjadi, kamu menemukan kebahagiaan, bagikan. Jangan kamu simpan sendiri.


Jangan khawatir, kebahagiaan tidak pernah habis. Ketika membahagiakan, justru kamu menerima lebih banyak kebahagiaan. Sama seperti seorang tua yang membelikan anaknya sepeda atau mainan. Anaknya berbahagia, tapi orang tuanya jauh lebih berbahagia ketika anaknya berbahagia. Lalu hangatnya menyebar dari mata, ke hati, lalu ke mana-mana.Kebahagiaan itu tidak pernah berkurang ketika dibagikan.

Terakhir, sebelum kamu selesai membaca tulisan ini, kamu harus mengingat satu hal, "Selesaikan apa pun yang kamu mulai". Seperti pertandingan sepakbola. Tidak peduli berapa banyak gol disarangkan ke gawangmu, kamu harus bermain sampai pertandingan selesai. Kita tidak bisa berhenti di tengahnya hanya karena kita sudah kemasukan banyak gol dan tidak mungkin menang. Pertandingan adalah pertandingan, selesaikan. Hidup adalah hidup, selesaikan. Kalaupun kamu dihantam dari segala sisi kehidupan, jangan berhenti. Selesaikan 'pertandingan'mu. Jadilah orang yang berjiwa besar. Terima kekalahan jika memang kamu kalah, dan berbagilah kebahagiaan jika kamu menang.

Ini bukan ramalan, ini hanya tulisan. Kamu akan membacanya di masa depan. Entah beberapa bulan lagi, setahun, atau jauh setelah ini. Yang penting, ketika kamu membaca surat ini, kamu ingat, bahwa kamu juga yang menulis surat ini. Dan kamu tahu bahwa segala sesuatu pasti akan terjadi, seperti yang kamu tuliskan sekarang ini, jatuhnya, sakitnya, perjuangannya, semuanya. Jika kamu merasa lemah, baca tulisan ini lagi, lalu bangun dan berjalan lagi. Terus saja sampai 'pertandingan'mu berhenti. Asal kamu tidak pernah memutuskan untuk berhenti. Jangan kamu yang memutuskan untuk berhenti.
Tulisan ini, aku dan kamu akhiri di sini. Dariku dan untukku sendiri.

Sabtu, 02 Juni 2012

aku selalu suka hujan , kecuali yang ini .

Kalau kamu bertanya padaku cintaku sebanyak apa, ah, aku sendiri tidak sanggup menghitungnya.


Kalau kamu perhatikan, kamu sebenarnya selalu aku perhatikan.
Dia membanggakan memilikimu.
Aku membanggakan cintaku yang lebih dari yang bisa dia buktikan kepadamu.

Ini bukan tentang meletakkan hatimu di samping hatiku, atau sebaliknya.
Ini tentang menjaga keduanya tetap berbahagia.

Ini rahasia.
Doaku sederhana, "Tuhan, kabulkan semua doanya."

Di tengah hujan, waktu malam itu . 1 mei itu .kamu pergi.
Aku selalu suka hujan, kecuali hujan yang ini.


Aku mencintaimu dengan sangat sederhana, menyediakan hampir semua waktu yang kupunya untuk melihatmu bahagia.


Tidak ada yang bisa mengalahkan debar jantungku seperti ketika kamu tertawa.

mencintaimu , sekali lagi .

Masih ingatkah dulu, bagaimana aku selalu memperhatikan detail tentangmu? Semuanya , apa aja yang ingin aku perhatikan darimu.
Atau aku mengenalimu dari jauh, lalu mengejarmu hanya untuk melihat saja , "biar punggungnya doang , uda seneng" iya , itu kataku dulu waktu melihatmu. dan sekarang pun masih iya.
Ya. Aku selalu melakukannya. Aku selalu mengingat detail semua tentangmu, sekecil apa pun itu. Dulu. Sekarang pun masih ingat. Dan kalau kamu bertanya kenapa bisa begitu, jawabanku mungkin akan sederhana,
 
Itu bukan karena ingatanku yang kuat. Itu namanya mencintaimu.
Lalu datang wanita itu. Ya. wanita itu. wanita cantik yang mungkin sekarang memenuhi pikiranmu , bagaimana ? indah bukan perasaan itu ? sama seperti aku , yang selalu memikirkan................. siapa lagi kalau bukan kamu.
Jangan lihat tawaku dan mataku ketika kamu selalu  menceritakannya. menceritakan senyum manisnya . Mata dan tawaku tidak jujur. Mereka pembohong yang sudah terlatih bertahun-tahun untuk mengelabuimu. Buktinya, sampai sekarang kamu tidak tahu bahwa aku mencintaimu,bukan?
Dan tawa berbahagia ketika kamu bercerita tentangnya itu, aku harusnya mendapat piala Oscar karenanya. Itu mungkin akting terbaikku selama ini. Sayangnya, kamu selalu membaca mata dan tawaku. Kamu tidak pernah membaca hatiku. Jadi, yang kamu lihat adalah yang kamu percayai. Salahku juga, aku tidak pernah punya nyali mengatakan apa pun kepadamu. Aku bodoh? Tidak juga. Sepertinya kita berdua bodoh. Karena seharusnya kamu tahu perasaanku. Setidaknya jangan bercerita tentang wanita “mengagumkanmu” itu di depanku. Ya, setidaknya. Tapi mungkin kamu memang bodoh. Kamu pintar dalam segala hal tapi sangat bodoh ketika membaca hati seseorang yang di depanmu.
 
kenapa sedikitpun kamu tak pernah mengerti hatiku el , kenapa ?

Ya, singkatnya kamu jatuh cinta pada wanita ‘mengagumkan’mu. Jatuh cinta secinta-cintanya. Sampai siang malam yang kamu ceritakan adalah dia. Di depanku. Biar kuulang, di depanku. Kamu pasti tidak pernah tahu rasanya bukan? Ya, aku suka tawamu. Ya, aku suka binar matamu ketika berbahagia. Ya, aku suka cerita-ceritamu. Kecuali yang ini. Kecuali saat kamu bercerita tentang wanitamu ini. Aku mulai membenci tawa, binar bahagia matamu, dan cerita-ceritamu. Ya. Membenci ketiganya. Tapi aku akan bertahan melihat dan mendengarnya, untukmu. Hanya untukmu.
Pada momen itulah, aku memutuskan untuk berhenti mencintaimu. Berhenti memikirkan tentangmu. Berhenti memperhatikan setiap detail tentangmu. Berhenti melihat akun TWITTERMU. Berhenti mencoba menyapamu ketika melihatmu dari dekat atau jauh. Ya, aku berhenti. 

Sial. Tidak ada kata lain selain kata ‘wanita manismu itu’ dalam sebuah nama? Ha?
Tapi aku diam saja. ketika kamu lewat pun , aku masih saja mencari cari sosok yang masih sama . KAMU ! 
seberapa aku tak ingin peduli , tapi hatiku masih ingin berontak , dia masih ingin memperhatikamu .
Lalu sesuatu menyadarkanku. Di sana. Tepat di sana. Pada saat kamu berjalan dan tersenyum, lalu perhatianku penuh kepadamu. Ketika itu aku tidak memedulikan apa yang sedang ku dengar. Aku hanya melihatmu. Melihatmu dengan perhatian yang seperti suara dan pemandangan apa pun tidak bisa mengalihkanku darimu. Perhatian yang kalaupun ada ledakan di belakangku, aku tidak akan menolehnya. Di sana. Aku sadar, aku memang sudah jatuh cinta. Terlalu dalam. Sangat dalam. Dan menyadari aku akan kesulitan untuk jauh darimu karena aku suka tawamu itu. i remember his nice smile , ya tuhan ini sudah benar benar gila !

*****


*****
Aku paham sekali makna kata dan senyum lebar itu. Aku ikut tersenyum.
 

mungkin disana kamu sudah menemukan kebahagian kebahagian kecilmu el , aku suka . tapi entah kenapa seperti ada rasa nyeri yang aku rasakan .
Di sana. Tepat di sana. Seperti De Javu. Pada saat kamu tersenyum dan tertawa, lalu perhatianku penuh kepadamu. Aku hanya melihatmu dengan perhatian yang seperti suara dan pemandangan apa pun tidak bisa mengalihkanku darimu. Di sana. Aku sadar, aku memang masih mencintaimu. Terlalu dalam. Sangat dalam. Dan menyadari bahwa ternyata aku tidak pernah sedikit pun melakukan tawamu seberat apa pun aku mencobanya ketika itu. Ya. Aku masih suka memperhatikanmu yang tertawa dengan kawan kawanmu.
Sepertinya aku akan tetap mencintaimu.
Ya. Mencintaimu sekali lagi. Seperti dulu. Tetap seperti dulu. Hanya saja kali ini aku akan diam . tenang aja , aku masih suka kamu , seberapun kamu tak peduli dengan rasaku , aku masih saja menyukaimu . 

Ya. Ini aku.
Mencintaimu sekali lagi.

terima saja


Sudah, muthia. Dia tidak mencintaimu. Terima, lalui, dan berjalanlah kembali.

Kamu mengira dia juga punya perasaan yang sama denganmu, meski ternyata kenyataannya tidak. Sebenarnya sederhana, kalaupun kamu membuat dia bahagia bukan berarti kamu membuat dia jatuh cinta. Itu beda. Pun ketika dia memujimu juga, bukan berarti dia menyenangimu. Kadang memuji artinya memuji. Itu saja. Bukan mencintaimu. Kamu salah mengerti. Tapi, tidak apa. Hal seperti itu sering terjadi.

Lagipula kamu mau apa? Kalaupun kamu akan datang ke tempat mana pun dia memintamu datang, atau menemaninya sepanjang waktu dari pagi sampai pagi lagi hanya untuk mendengarnya bercerita dan membuatnya tertawa, atau membuatkannya hal-hal istimewa seperti kejutan dan semacamnya untuk membuatnya bahagia, well masalahnya, teman, dia tidak mencintaimu. Terima saja.

Iya, mutia, aku paham. Sangat paham. Kamu mencintainya, mencintai lelaki itu. Tapi hentikan, sudah cukup. Kamu pernah membuatnya tertawa. Iya, aku melihatnya sendiri ketika itu, tapi sudah cukup. Kamu sering menemaninya bercerita sampai larut malam. Iya, itu juga, tapi sudah cukup. 

Kamu sudah melakukan apa yang kamu bisa untuk membuatnya jatuh cinta. Tapi sudah cukup. Sekarang, waktunya kamu melepaskannya. Dia sudah punya kebahagiaannya, tanpa kamu harus membuatnya bahagia. Tanpa kamu pun, sekarang, sudah ada yang menemaninya bercerita berlama-lama.

Sudah, berhenti saja. Kasihani hatimu, kasihani masa depanmu, kasihani dirimu sendiri.

Iya, kamu memang belum sempat mengatakan terakhir kalinya, kalau kamu mencintainya, dan kamu penasaran sekali dengan itu. Aku tahu. Tapi, tidak apa. Kalau kamu mau mengatakannya, katakan saja. Tapi bukankah dengan mengatakannya, kamu justru membuatnya tidak nyaman? 

Kamu dan aku sama-sama tahu, dia sudah bahagia. Dengan mengatakannya, akan membuatnya menerima situasi yang benar-benar tidak menyamankannya. Membuatnya merasa tidak enak denganmu karena membuatmu patah hati. Ke depannya, ketika kamu dan dia bertemu lagi, bisa-bisa yang ada hanya kecanggungan saja. Tidak mengenakkan sama sekali, bukan? Ah, tapi itu tadi hanya pikiran logikaku saja. Kamu boleh menerimanya boleh tidak. Ini tetap hidupmu, tapi juga [hidup]ku. Cintamu, [juga] cintaku .Hatimu, begitu juga dengan [hatiku.]

Iya. Aku juga tahu itu. Sangat tahu kalau dia memesona. Tidak banyak lelaki sepertinya. Iya. Aku mengerti juga kalau kamu merindunya. Merindu berbincang dengannya, merindu membuatnya tertawa, merindu berbagi cerita.

Tapi demi kebaikanmu, berhenti saja. Lupakan dia. Akan ada cinta yang lain untukmu. Kamu hanya harus melihat ke arah lain, ke mana pun itu. Kalau yang kamu lihat selalu dia, kamu tidak akan bisa melihat bahagia lain yang mungkin sudah menunggumu, di sana, di luar sana. Bukan yang sekarang memang, tapi benar-benar ada dan nyata.Yang kamu mencintainya, dan dia mencintaimu. Tapi nanti ya, nanti. Karena kadang, untuk kebahagiaan, kamu hanya harus bersabar sebentar.
Oya, berjanjilah kamu akan baik-baik saja. Dia? Tidak perlu khawatir, sudah ada yang menjaganya.
Kalau kamu mencintainya, kamu lebih suka dia bahagia, bukan? Seharusnya. Jadi, lakukan seperti itu. Biarkan dia berbahagia.

Terima saja. Lalui, dan berjalan lagi seperti biasa.

pernah


Kita pernah, berbicara sepanjang malam dan saling memuji. Mengatakan apa pun yang basa-basi, lalu saling menertawakannya. Tertawa karena merasa bahwa percakapan kita sangat konyol. Pujian-pujian bodoh yang kita sampaikan hanya untuk memperlambat waktu, agar kita bisa tetap bersama lebih lama. Kita memang melewati waktu dengan bodoh, tapi itu tetap menyenangkan. Sangat menyenangkan.

Kita pernah, saling mencari bahan pembicaraan hanya untuk menyenangkan hati kita karena bisa melihat salah satunya tertawa. Jika aku bisa membuatmu tertawa, aku sering tidak bisa menjelaskan sendiri betapa senangnya aku. Dan jika kamu bisa membuatku tertawa, aku melihat binar matamu selalu berbeda. Ada senang yang tak terjelaskan di sana.

Kita pernah, merasa bahwa mereka-mereka, yang berada di tempat yang sama dengan kita ketika kita sedang menikmati waktu berdua, adalah alien. Ini bumi kita, mereka menginvasinya dan mengganggu kebersamaan kita. Seharusnya kita serang mereka dengan senjata kimia. Kemudian kita menertawakan kebodohan pikiran kita itu. Sebenarnya yang alien kita atau mereka? That was fun.

Kita pernah, saling marah, lalu berusaha bertahan dengan ego kita untuk tidak saling menyapa. Sampai akhirnya kita berdua sama-sama menyerah. Salah satu dari kita pasti segera menyapa. Ternyata rindu kita bisa mengalahkan segalanya. Dan kita pun saling menggoda bahwa yang menyapa pertama kali berarti rindunya lebih besar, lalu (lagi-lagi) tertawa.

Kita pernah, saling melukai dengan kata-kata yang pedas, tapi kemudian menyesali itu semua dan berpelukan penuh senyuman. Sakit yang dirasakan oleh salah satu dari kita, dirasakan juga oleh yang lainnya.

Kita jatuh cinta. Dan kita benar-benar menyadarinya.
Sayangnya, semua kalimat itu memiliki kata 'pernah' di sana, dimana aku sangat berharap itu adalah kata 'selalu'.
Hari ini aku mengingat sesuatu, memahami sesuatu.

Kita bisa saja menjadi dua orang paling berbahagia di dunia (perhatikan kata 'paling' di sana dan itu tidak main-main), tapi kemudian Tuhan memilih kita membagi kebahagian dengan orang lain. Aku bersama seseorangku nanti, kamu bersama seseorangmu nanti. Dan kita akan baik-baik saja. Tetap berbahagia. Meski mungkin tidak lagi 'paling berbahagia' di dunia. Tapi itu sudah cukup. Karena dua orang yang bersama-sama kita, sangat bisa membahagiakan kita, nanti. Itu cukup. Lebih dari cukup. Meski harus ada kata 'kita' dan kata 'pernah', menjadi satu dalam suatu kalimat tadi, dan kalimat ini ...
Kita pernah berbahagia berdua. Pernah...

keping - dulu


1.      tibatiba saja , aku teringat lagi .
Aku beri tahu, aku pernah (bahkan) setiap hari mengalami itu.
Dulu.
Sampai aku kelelahan sendiri melakukan itu.

2.      Hanya karena aku tidak pernah lagi menyapamu, bukan berarti aku tidak pernah lagi memperhatikanmu.

3.      You know i love you, you just don't care.
Can't you just teach me how to give up?

4.      Aku bisa mengingatmu nyaris sempurna. Aku tidak yakin kamu bisa mengingatku dengan sama baiknya.

5.      Kita masih saling memiliki. Kamu memiliki waktuku, aku memiliki ingatan tentangmu.
Tapi dia yang memiliki hatimu.

6.      I think I'm gonna sit around, watching your smile, and love you again.
Even more.

7.      Memaksakan seseorang jatuh cinta kepadamu itu sebuah kebodohan.

8.      Kita pernah berbicara seharian. Tertawa, bercanda.
Aku mengingatnya.
Aku mengatakan ini, hanya kalau-kalau kamu lupa