Sabtu, 02 Juni 2012

mencintaimu , sekali lagi .

Masih ingatkah dulu, bagaimana aku selalu memperhatikan detail tentangmu? Semuanya , apa aja yang ingin aku perhatikan darimu.
Atau aku mengenalimu dari jauh, lalu mengejarmu hanya untuk melihat saja , "biar punggungnya doang , uda seneng" iya , itu kataku dulu waktu melihatmu. dan sekarang pun masih iya.
Ya. Aku selalu melakukannya. Aku selalu mengingat detail semua tentangmu, sekecil apa pun itu. Dulu. Sekarang pun masih ingat. Dan kalau kamu bertanya kenapa bisa begitu, jawabanku mungkin akan sederhana,
 
Itu bukan karena ingatanku yang kuat. Itu namanya mencintaimu.
Lalu datang wanita itu. Ya. wanita itu. wanita cantik yang mungkin sekarang memenuhi pikiranmu , bagaimana ? indah bukan perasaan itu ? sama seperti aku , yang selalu memikirkan................. siapa lagi kalau bukan kamu.
Jangan lihat tawaku dan mataku ketika kamu selalu  menceritakannya. menceritakan senyum manisnya . Mata dan tawaku tidak jujur. Mereka pembohong yang sudah terlatih bertahun-tahun untuk mengelabuimu. Buktinya, sampai sekarang kamu tidak tahu bahwa aku mencintaimu,bukan?
Dan tawa berbahagia ketika kamu bercerita tentangnya itu, aku harusnya mendapat piala Oscar karenanya. Itu mungkin akting terbaikku selama ini. Sayangnya, kamu selalu membaca mata dan tawaku. Kamu tidak pernah membaca hatiku. Jadi, yang kamu lihat adalah yang kamu percayai. Salahku juga, aku tidak pernah punya nyali mengatakan apa pun kepadamu. Aku bodoh? Tidak juga. Sepertinya kita berdua bodoh. Karena seharusnya kamu tahu perasaanku. Setidaknya jangan bercerita tentang wanita “mengagumkanmu” itu di depanku. Ya, setidaknya. Tapi mungkin kamu memang bodoh. Kamu pintar dalam segala hal tapi sangat bodoh ketika membaca hati seseorang yang di depanmu.
 
kenapa sedikitpun kamu tak pernah mengerti hatiku el , kenapa ?

Ya, singkatnya kamu jatuh cinta pada wanita ‘mengagumkan’mu. Jatuh cinta secinta-cintanya. Sampai siang malam yang kamu ceritakan adalah dia. Di depanku. Biar kuulang, di depanku. Kamu pasti tidak pernah tahu rasanya bukan? Ya, aku suka tawamu. Ya, aku suka binar matamu ketika berbahagia. Ya, aku suka cerita-ceritamu. Kecuali yang ini. Kecuali saat kamu bercerita tentang wanitamu ini. Aku mulai membenci tawa, binar bahagia matamu, dan cerita-ceritamu. Ya. Membenci ketiganya. Tapi aku akan bertahan melihat dan mendengarnya, untukmu. Hanya untukmu.
Pada momen itulah, aku memutuskan untuk berhenti mencintaimu. Berhenti memikirkan tentangmu. Berhenti memperhatikan setiap detail tentangmu. Berhenti melihat akun TWITTERMU. Berhenti mencoba menyapamu ketika melihatmu dari dekat atau jauh. Ya, aku berhenti. 

Sial. Tidak ada kata lain selain kata ‘wanita manismu itu’ dalam sebuah nama? Ha?
Tapi aku diam saja. ketika kamu lewat pun , aku masih saja mencari cari sosok yang masih sama . KAMU ! 
seberapa aku tak ingin peduli , tapi hatiku masih ingin berontak , dia masih ingin memperhatikamu .
Lalu sesuatu menyadarkanku. Di sana. Tepat di sana. Pada saat kamu berjalan dan tersenyum, lalu perhatianku penuh kepadamu. Ketika itu aku tidak memedulikan apa yang sedang ku dengar. Aku hanya melihatmu. Melihatmu dengan perhatian yang seperti suara dan pemandangan apa pun tidak bisa mengalihkanku darimu. Perhatian yang kalaupun ada ledakan di belakangku, aku tidak akan menolehnya. Di sana. Aku sadar, aku memang sudah jatuh cinta. Terlalu dalam. Sangat dalam. Dan menyadari aku akan kesulitan untuk jauh darimu karena aku suka tawamu itu. i remember his nice smile , ya tuhan ini sudah benar benar gila !

*****


*****
Aku paham sekali makna kata dan senyum lebar itu. Aku ikut tersenyum.
 

mungkin disana kamu sudah menemukan kebahagian kebahagian kecilmu el , aku suka . tapi entah kenapa seperti ada rasa nyeri yang aku rasakan .
Di sana. Tepat di sana. Seperti De Javu. Pada saat kamu tersenyum dan tertawa, lalu perhatianku penuh kepadamu. Aku hanya melihatmu dengan perhatian yang seperti suara dan pemandangan apa pun tidak bisa mengalihkanku darimu. Di sana. Aku sadar, aku memang masih mencintaimu. Terlalu dalam. Sangat dalam. Dan menyadari bahwa ternyata aku tidak pernah sedikit pun melakukan tawamu seberat apa pun aku mencobanya ketika itu. Ya. Aku masih suka memperhatikanmu yang tertawa dengan kawan kawanmu.
Sepertinya aku akan tetap mencintaimu.
Ya. Mencintaimu sekali lagi. Seperti dulu. Tetap seperti dulu. Hanya saja kali ini aku akan diam . tenang aja , aku masih suka kamu , seberapun kamu tak peduli dengan rasaku , aku masih saja menyukaimu . 

Ya. Ini aku.
Mencintaimu sekali lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar